Selasa, 01 November 2011

POTENSI KSM


JAJANAN BISA JADI USAHA
photo1Adanya program PNPM-MP di Kabupaten Boyolali telah banyak membawa perubahan dalam masyarakat. Baik dalam perbaikan lingkungan hidup maupun ekonomi masyarakat. Adanya BKM sebagai lembaga perwakilan masyarakat yang berfungsi sebagai pengelola atau wadah dari program-program PNPM-MP ini sangat membantu masyarakat dalam merasakan secara nyata bantuan pendanaan yang telah diberikan pemerintah.
Melalui BKM lah bantuan dana dari pemerintah disalurkan, baik untuk kegiatan sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Semua kegiatan tersebut pada dasarnya adalah usaha pemerintah dalam pemerataan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan dalam sebagian besar masyarakat Indonesia. Bantuan-bantuan tersebut diberikan kepada rakyat kecil di daerah yang kurang mampu sehingga hasil realisasi dari bantuan tersebut dapat benar-benar dirasakan. Misalnya dalam bantuan sosial dan lingkungan bisa digunakan untuk pembangunan desa seperti jalan, talud, jamban, perbaikan rumah warga miskin, maupun beberapa fasilitas umum lainnya.

photo2Untuk kegiatan ekonomi yang paling utama adalah disalurkan sebagai pinjaman bergulir bagi warga kurang mampu yang ditujukan untuk melakukan suatu usaha sebagai wujud perbaikan hidup. Seperti halnya di Mudal, bantuan pemerintah di bidang ekonomi juga disalurkan sebagai pinjaman. Salah satu wujud keberhasilan di bidang ekonomi dapat dilihat dari  keberhasilan anggota KSM Mawar 1 yang beranggotakan 11 orang warga RT 04/04 Mudal. Sebelas orang tersebut adalah Mujimin, Rukini, Tentrem, Yitno, Paryanto, Sutopo, Narno, Tumiyem, Retno, Jirah, dan Kamali yang ternyata masih memiliki hubungan saudara.
Diantara warga-warga tersebut ada yang sudah memiliki usaha dan ada pula yang sama sekali belum memiliki usaha, sehingga maksud dari pengajuan pinjamannya adalah sebagai modal usaha agar mereka bisa mendapatkan penghasilan untuk membiayai kehidupan. Pinjaman pertama pada tahun 2005 yaitu sekitar Rp 300.000,- per orang. Oleh Ibu Tentrem Astuti yang baru berusia 29 tahun, maksud pinjamannya adalah untuk dijadikan modal awal usaha yang akan dirintisnya.
photo3Melihat banyak sekali warung-warung makan di daerah sekitar tempat tinggalnya, Ibu Tentrem bermaksud untuk membuat “gorengan” seperti mendoan, tahu, rolade, dan pisang goreng untuk dititipkan di warung-warung tersebut. Pada mulanya Ibu Tentrem hanya berani menggoreng sedikit-sedikit saja, tetapi ternyata gorengannya selalu laris terjual sehingga lama-lama semakin ditambah. Lancarnya usaha gorengan tersebut juga membuat pembayaran angsuran pinjamannya tidak pernah menunggak. Mulai dari pinjaman pertama pada tahun 2005, sampai tahun 2009 Ibu Tentrem bersama-sama dengan rekan-rekan dalam KSM Mawar 1 sudah mengambil pinjaman sebanyak 5 kali. Dan yang terakhir pada tahun 2009, pinjaman yang dia dapatkan adalah sebesar Rp 1.500.000,-
photo4Seiring meningkatnya jumlah pinjaman tiap tahun, ternyata usaha yang Beliau jalankan yang semula hanya gorengan ternyata sudah bertambah menjadi jajanan pasar. Hal ini selain dikarenakan adanya modal yang terus bertambah, juga karena Ibu tentrem memilik bakat memasak atau membuat makanan jajanan. Jajanan pasar ini seperti donat, lemper, lapis, kue sus, martabak, resoles, dan lain sebagainya. Jajanan-jajanan Ibu Tentrem disetorkan ke warung-warung setempat dan di pasar-pasar sekitar seperti pasar Mudal, Simo, dan Sunggingan. Berkat kegigihannya dalam mengelola dan mengembangkan usahanya, serta adanya pinjaman dari BKM Mitra Sejahtera desa Mudal maka sekarang Ibu Tentrem telah memiliki usaha pasti yang dapat diandalkan untuk membantu suami dalam membiayai hidupnya bersama dua orang anaknya yang baru berumur 10 tahun dan 7 tahun.
Penulis : Wahyuni – Fasilitator Ekonomi  Kab. Boyolali Tim 27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar