Jumat, 05 September 2014

PENGURUS BARU BKM KARYA MAKMUR BERSAMA MASA BAKTI 2014-2017




Selamat kepada Pengurus Baru BKM KARYA MAKMUR BERSAMA Kelurahan Miroto Masa Bakti 2014 - 2017, semoga makin mantab dan makin makmur warga Kelurahn Miroto dalam keberkahan Allah ta'ala.

MENJADI MUDA KEMBALI, SIAPA TAKUT?



Oleh :   
Istiana  (Kader PKK Miroto)
 
I.      Mengenal Perawatan Anti Aging
Sudah menjadi kodratnya semua manusia akan mengalami perubahan dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya mati. Namun tidak setiap manusia mengalami proses penuaan yang sama. Ada yang proses penuaannya berjalan lambat sehingga selalu nampak “awet muda”, ada juga yang usisnya masih kanak-kanak tetapi karena kasus genetik maka penampilannya seperti kakek-kakek.

Minggu, 09 Februari 2014

REMBUG WARGA TAHUNAN DAN PEMILU ANGGOTA BKM BKM KARYA MAKMUR BERSAMA KELURAHAN MIROTO SEMARANG



Miroto, 2 Pebruari 2014 - Meski hujan mengguyur kota Semarang sejak sabtu sore bahkan sampai hari minggu pagi pun masih hujan. Rembug Warga Tahunan / Tinjauan Partisipatif Warga Keluranan Miroto tetap berlangsung bertempat di aula SD Negeri Miroto. Hari Minggu (2/2) telah dilaksanakan dengan sukses 2 kegiatan siklus Badan Keswadayaan Masyarakat Kelurahan Miroto,Kecamatan Semarang Tengah yaitu Rembug Warga Tahunan / Tinjauan Partisipatif dan Pemilihan Umum Anggota BKM dengan semboyan “Bersama kita bangun masyarakat madhani yang demokratis”.
Secara terpisah ketika dimintai keterangan tentang persiapan pelaksanaan kegiatan ini, Joko Yuwono, anggota BKM Karya Makmur Bersama menerangkan bahwa persiapan kegiatan tersebut dilakukan sejak Desember lalu, tetapi praktis intensif hanya dalam satu minggu terakhir. Ia juga menjelaskan bahwa panitia sudah menjaring calon hadirin sebanyak 140 orang utusan dari tiap-tiap ketua Rt, ketua Rw, para ketua Kelompok Swadaya Masyarakat, para relawan dari tiap-tiap Rw, para calon anggota BKM hasil pemilihan di tingkat RW, tokoh masyarakat dan lurah, fasilitator kelurahan dari Tim 12 Faskel PNPM Kota Semarang, ketua Forum BKM Kecamatan dan PJOK. “Semangat masyarakat untuk melakukan perubahan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terbukti dari semangat masyarakat melakukan pemilu anggota BKM di tingkat basis Rt dan Rw setempat. Dan pada kegiatan ini tidak kurang dari 50% undangan hadir”, Kusbianto selaku panitia RWT menjelaskan.

Kamis, 03 Januari 2013

Rembug Warga Tahunan 2012 BKM Karya Makmur Bersama Kelurahan Miroto, Semarang




Miroto, (30/12/12). Mengakhiri tahun 2012 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Karya Makmur Bersama, Kelurahan Miroto, Kecamatan Semarang Tengah menggelar kegiatan Rembug Warga Tahunan. Kegiatan bertema “Bersama Membangun Menuju Masyarakat Madhani”, yang didahului dengan tinjauan partisipasi warga ini dibuka langsung oleh Lurah Miroto, Sri Ananingsih, S.H.,M.Hum.

Selaku ketua Panitia Rembug Warga Tahunan 2012, Kusbianto mengatakan “Ini adalah RWT ke 2 dalam masa bakti BKM Karya Makmur Bersama Kelurahan Miroto, ada 26 KSM, semua KSM kami undang dan kami libatkan, untuk souvenir ada produk bandeng presto, kacang presto, dan pepes bandeng presto yang dihasilkan oleh KSM Bandeng Presto Miroto, insyaallah akan menjadi produk unggulan Kelurahan Miroto. Untuk snack disiapkan oleh KSM Jajan Trasisional Bersinar, untuk transportasi perlengkapan disiapkan oleh KSM Tossa Wisata, dan diluar sana, kita gelar tenda (tratag), yang dikelola oleh KSM Tenda Jaya. RWT ini sekaligus kami jadikan ajang promosi kepada warga Miroto yang datang mewakili masing-masing Rt dan Rw”.

Rabu, 12 Desember 2012

GAMBANG SEMARANG REUNIAN : 12-12-12

Special Day, (12/12/12), Gedung Kesenian Sobokarti semalam penuh penonton. Mereka yang datang dari 3 generasi menyaksikan bagaimana keindahan harmoni kendang, bonang, peking, saron, demung kecrak, gong, gambang melodi dan bas dipadu dengan fluid dan ohu menghentak berirama,  mengiriringi 4 penari yang melenggang menarikan Gambang Semarang.  Gedung Kesenian Sobokarti menjadi saksi sejarah di hasi spesial ini bagi pentas seni khas kota lumpia yang bertajuk Gambang Semarang Reunian.

Kamis, 03 November 2011

MENGENAL LEBIH DEKAT

Siklus P2KP/ PNPM


Siklus kegiatan P2KP disiapkan secara sistematik untuk mendorong tumbuhnya 'kesiapan dan kesadaran kritis masyarakat' di kelurahan sasaran agar mampu menanggulangi kemiskinan di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan.


Proses penumbuhan kesiapan dan kesadaran kritis masyarakat memang memerlukan waktu, karena bukan merupakan proses yang dijalankan secara instan (serba cepat, formalitas dan mekanistis). Setiap tahapan siklus mempunyai tujuan dan substansi pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat.

TUJUAN RKM:
Sejak tahap awal, sebagian besar Masyarakat di lokasi sasaran mengetahui tujuan P2KP, gagasan P2KP dan cara/proses P2KP membantu masyarakat menanggulangi kemiskinannya; 
     
     Masyarakat dapat menyikapi program P2KP secara bebas dan menghindari klaim-klaim pihak tertentu sebagai pihak yang berjasa adanya P2KP di wilayahnya; Masyarakat paham bahwa kemiskinan hanya dapat diatasi oleh inisiatif, prakarsa, potensi dan upaya mereka sendiri, sedangkan P2KP hanya sebagai pelengkap/stimulans terhadap ikhtiar yang dilakukan masyarakat. 

·  Masyarakat dapat mempersiapkan dan mengorganisasi diri untuk menanggulangi kemiskinan dengan pengusulan relawan-relawan sebagai Kader masyarakat dalam  P2KP

SUBSTANSI PESAN RKM:
Pilihan bebas masyarakat untuk menerima/menolak P2KP yang didasari pemahaman utuh konsep,substansi dan mekanisme P2KP, termasuk hak dan kewajiban serta resiko atas keputusan masyarakat (Kontrak Sosial

·    Pembelajaran awal dalam P2KP bahwa keputusan menerima/ menolak tidak hanya ditentukan elite-elite masyarakat, tapi melibatkan masyarakat banyak, khususnya kelmpok marjinal. 

·         P2KP sebagai stimulan atas inisiatif, keswadayaan dan upaya-upaya masyarakat untuk mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimilikinya dalam upaya menanggulangi masalah kemiskinan yang dihadapinya. P2KP sebagai “pendekatan Proses Pembelajaran”, bukan program kredit mikro atau bantuan pinjaman semata.

    Kesadaran kritis masyarakat utk membangun kepedulian &  kesatuan sosial dalam menanggulangi kemiskinan serta masalah di wilayahnya berbasis nilai-nilai universal.     P2KP memfasilitasi tumbuhnya inisiatif  masyarakat dan menggali aspirasi masyarakat. P2KP menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap inisiatif masyarakat, membangun partisipasi dengan pengertian dan kesadaran.

·     Tumbuhnya kesadaran kritis masyarakat akan arti penting “KERELAWANAN” sebagai pondasi kokoh terbangunnya kepedulian dan kesatuan sosial untuk menanggulangi masalah kemiskinan di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan.

· Masyarakat mengusulkan relawan-relawan sebagai kader-kader masyarakat berdasarkan kritria perbuatan baik seseorang atau kualitas nilai-nilai luhur kemanusiaan yang dimiliki seseorang, antara lain dapat dieprcaya, jujur, keikhlasan/kerelawanan, keberpihiakan, dll

TUJUAN RK:
Masyarakat dapat mengetahui, memahami dan merumuskan masalah kemiskinan menurut versi mereka sendiri; Masyarakat memahami akar penyebab kemiskinan yang utama adalah perilaku/sikap ; 

·        Kesadaran kritis Masyarakat  tentang pentingnya nilai-nilai universal dalam  persoalan kemiskinan maupun upaya penanggulangannya.  Pemahaman masyarakat tentang P2KP sbg Pembelajaran prinsip dan nilai  pada pelaksanaan kegiatan merumuskan bersama masalah kemiskinan dan aspirasi warga miskin terhadap program atau kegiatan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.

SUBSTANSI PESAN RK:
Kesadaran Kritis masyarakat bahwa persoalan kemiskinan berkaitan erat dengan factor internal/mental, yakni lunturnya moral atau nilai-nilai luhur yang bersifat universal.

·     Kesadaran Kritis Masyarakat bahwa memudarnya kepedulian dan kesatuan sosial, serta berkembangnya individualisme dan kepentingan sepihak merupakan salah satu diantara penyebab masalah kemiskinan yang berlarut-larut di wilayahnya.

·    Mendorong interaksi masyarakat miskin, masyarakat peduli dan masyarakat lainnya dalam kesetaraan serta saling percaya satu sama lain. Masyarakat dapat mengetahui bahwa kepemimpinan yang tidak representatif dan tidak memegang amanah menjadi salah satu penyebab runtuhnya kepercayaan sosial.

·   Kemiskinan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau masyarakat miskin saja, melainkan tanggung jawab bersama. Kesadaran Kritis masyarakat untuk berani mengungkapkan pendapat. Kesadaran masyarakat untuk rendah hati mau mendengarkan pendapat orang lain.

·  Belajar berdemokrasi melalui musyawarah bersama dalam mengambil keputusan dengan dilandasi kepentingan bersama.     Mendorong Masyarakat untuk saling percaya satu sama lain. Ikhlas melaksanakan maupun mematuhi keputusan yang telah diputuskan bersama.

TUJUAN PS:
Masyarakat dapat melakukan proses identifikasi masalah, potensi dan peluang serta tantangan dan hambatan di dalam lingkungannya; Masyarakat memahami bahwa pengentasan kemiskinan harus mengintegrasikan potensi semua pihak dan bertumpu pada potensi diri daripada tergantung pada bantuan luar.

·  Pembelajaran prinsip dan nilai P2KP oleh masyarakat pada pelaksanaan kegiatan pemetaan masalah kemiskinan, potensi sumber daya dan kebutuhan riil masyarakat.     Menumbuhkan rasa tanggung jawab individu dan Masyarakat untuk  menyadari tanggung jawab dirinya dalam konteks permasalahan riil yang terjadi di wilayahnya. Meningkatkan kepedulian dan kerelawanan atas kesadaran kritis terhadap kondisi riil di wilayahnya.

SUBSTANSI PESAN PS:
Masyarakat dapat memahami masalah-masalah kemiskinan dan potensi, baik sumberdaya manusia maupun kemampuan ekonomis, serta kemungkinan perkembangannya secara utuh (Social Mapping).

·   Masyarakat dapat menyusun gambaran kondisi masyarakat dan wilayahnya saat ini serta gambaran yang diharapkan. Masyarakat dapat melihat peluang untuk dapat menggali potensi dari masyarakat sendiri dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan dan kemiskinan dalam kelurahannya.                                Masyarakat dapat membedakan antara keinginan & kebutuhan.

·     Masyarakat dapat lebih bertumpu pd potensi yang dimilikinya daripada tergantung pada bantuan atau sumber daya dari luar. Warga masyarakat semakin peduli & termotivasi utk relawan membantu kondisi di wilayahnya.

TUJUAN PROSES PEMBENTUKAN BKM:
Tumbuhnya Kesadaran Kritis Masyarakat terhadap hakekat kelembagaan masyarakat madani (Civil Society Organization);  Tumbuhnya kesadaran kritis Masyarakat ttg Kepemimpinan yang representatif berbasis nilai-nilai universal & mampu menyusun kriteria serta memilih anggota. BKM yang mengakar dan representatif dengan ukuran-ukuran moral/kualitas sifat kemanusiaan  seseorang.

·  Penerapan pembelajaran prinsip & nilai P2KP oleh Masyarakat dalam membentuk kelembagaan masyarakat yang representatif & mengakar (secara generik disebut BKM) berbasis nilai universal.

·    Pengenalan dan pembelajaran TRIDAYA melalui pembentukan dan pengokohan peran serta fungsi Unit-Unit Pelaksana BKM (minimal UPL, UPK dan UPS), sebagai hasil dari kesadaran kritis BKM.

SUBSTANSI PESAN PROSES BKM:
Masyarakat P2KP memfasilitasi masyarakat untuk memahami BKM sebagai embrio masyarakat warga (civil society). FGD Refleksi kepemimpinan masyarakat berlandaskan kualitas sifat-sifat kemanusiaan yang dimiliki atau didasarkan pada perbuatan baik, bukan pada pengakuan diri maupun kampanye.
    
   P2KP memfasilitasi masyarakat untuk menjabarkan kriteria moral (nilai-nilai universal) bagi anggota masyarakat yang layak sebagai anggota pimpinan kolektif BKM. P2KP memfasilitasi dan bekerjasama dengan masyarakat agar masyarakat dapat membentuk panitia untuk melakukan penilaian thdp lembaga-lembaga lokal dan menyelenggarakan pemilihan terhadap anggota masyarakat untuk duduk dalam kepemimpinan kolektif BKM.

Pemilihan utusan-utusan warga di tingkat RT dan pemilihan anggota-anggota BKM oleh utusan warga di tingkat kelurhan berdasarkan kriteria dan mekanisme untuk menghasilkan pemimpin yang memenuhi kualitas sifat kemanusiaannya. 

Masyarakat dapat mengetahui bahwa kepemimpinan yang tidak representatif dan tidak memegang amanah menjadi salah satu penyebab runtuhnya kepercayaan sosial.


  Kesadaran kritis masyarakat untuk menerapkan prinsip & nilai di P2KP oleh masyarakat dalam kegiatan pengorganisasian masyarakat, melalui pembentukan kelembagaan masyarakat warga dan pemilihan pemimpin-pemimpin masyarakat yang mengakar dan representatif.

· Kesadaran kritis masyarakat untuk menerapkan pendekatan TRIDAYA melalui pembentukan UPL, UPS dan UPK (cabang-cabang), sebagai pelaksana dari BKM (biji dan pohon)

·    Pembelajaran Masyarakat untuk membahas dan menyepakati prioritas program yang akan dilaksanakan bersama dengan berlandaskan hasil-hasil pemetaan kemiskinan (yang mencerminkan prioritas kebutuhan riil masyarakat sesuai dengan tingkat mendesak dan urgensi masalah serta potensi kapasitas yang ada dan potential).

·  Tumbuhnya Kesadaran Kritis Masyarakat terhadap prinsip dan pendekatan perencanaan partisipatif sebagai bagian integral dalam pembangunan partisipatif (Participatory Development); 

·   Tersusunnya PJM Pronangkis (program penanggungan kemiskinan jangka menengah) minimal periode 3 tahun, dan Rencana Kegiatan Tahunan Pronangkis (Renta Pronangkis)
.
·    Tumbuhnya kesadaran kritis Masyarakat untuk menerapkan prinsip dan nilai P2KP dalam kegiatan menyusun program masyarakat secara sistematis, terarah dan sesuai kebutuhan (Pro Poor).

  Tumbuhnya Kesadaran Kritis Masyarakat pada pembangunan berkelanjutan (sustainable development) melalui implementasi nuansa prinsip dan pendekatan TRIDAYA pada PRONANGKIS yang disusun masyarakat, yakni program bidang lingkungan, sosial dan ekonomi yang berlandaskan pada Keseimbangan proporsional dan berbasis kebutuhan riil.

SUBSTANSI PESAN PROSES PJM:
P2KP memfasilitasi terselenggaranya pelatihan partisipatif bagi BKM, kader dan masyarakat peduli.Proses pembelajaran BKM untuk mengkoordinir dan ber-tanggungjawab terhadap penyusunan program masyarakat yang pro poor dan berorientasi pada sustainable development.

·  Adanya keterlibatan semua pihak di kelurahan setempat dalam penyusunan PJM Pronangkis sehingga program yang disusun benar-benar legitimated, mengakar dan representatif.

·      Masyarakat, dikoordinir BKM, Merumuskan program bersama yang menjadikan hasil RK dan PS sebagai sumber utama untuk menyusun PJM dan Renta Pronangkis.

·    Masyarakat menerapkan prinsip dan nilai P2KP dalam penyusunan program bersama untuk menghasilkan PJM dan Renta Pronangkis yang representatif, pro poor, legitimated dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

    TUJUAN PROSES KSM:
       Masyarakat mampu membangun KSM-KSM sebagai wadah belajar, pengembangan, saling kepercayaan social, pengembangan diri dan kelompok masyarakat, sebagai langkah ikut serta dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang menyangkut kehidupan masyarakat; 

·   Masyarakat dapat membangun KSM yang dapat menjadi pelaku langsung kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan dan pengorganisasian masyarakat.

     Masyarakat dapat menerapkan pembelajaran prinsip & Nilai P2KP serta Tridaya dalam pembentukan KSM-KSM, agar KSM menjadi sarana kepedulian dan kesatuan sosial untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan bersama.

SUBSTANSI PESAN PROSES KSM:
 P2KP memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kelompok-kelompok swadaya yang telah ada di tengah masyarakat. P2KP memfasilitasi terbentuknya terbentuknya kelompok swadaya masyarakat yang baru, sesuai dengan status KSM sebagai alat pembelajaran masyarakat.

·   Pembelajaran masyarakat untuk membangun KSM sbg sarana seluruh masyarakat membangun kepedulian dan kesatuan sosial, bukan sarana pengkotak-kotakan masyarakat dan bukan sarana untuk sekedar memperoleh pinjaman/bantuan.

·   Kesadaran kritis masyarakat terhadap substansi KSM sebagai Institusi Lokal (local institution). Masyarakat menerapkan prinsip dan nilai P2KP dalam proses kegiatan pembentukan dan pengokohan peran serta fungsi KSM-KSM.

TUJUAN PROSES BLM:
1) Masyarakat mampu memahami proses penyaluan dana secara transparan dan akuntabel; 
2) Masyarakat peduli dan mengontrol penggunaan maupun pemanfataan dana bantuan P2KP khususnya, dan dana-dana publik pada umumnya; 
3) Masyarakat mampu memanfaatan dana P2KP dan dana-dana lainnya secara efektif bagi upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
4) Tumbuhnya kesadaran kritis masyarakat terhadap posisi BLM sebagai stimulans kesiapan masyarakat dan pelengkap keswadayaan serta kemandirian masyarakat


SUBSTANSI PESAN PROSES BLM:
 P2KP memiliki mekanisme penyaluran dana bantuan secara langsung ke masyarakat yang transparan dan akuntabel, dan ditempatkan sebagai stimulans kesiapan masyarakat serta pelengkap keswadayaan/kemandirian masyarakat;


   Masyarakat  paham ketentuan, persyaratan dan mekanisme penyaluran maupun pemanfaatan dan pengelolaan dana bantuan P2KP. Pembelajaran masyarakat untuk mendorong terbangunnya kontrol sosial dalam hal penyaluran maupun pemanfaatan dana P2KP.

·    Masyarakat paham mekanisme pengajuan proposal maupun pemanfaatan dana yang harus efektif bagi penanggulangan kemiskinan & berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.


    Masyarakat menerapkan prinsip dan nilai P2KP dalam proses  penyaluran, pengunaan, & pemanfaatan dana-dana, baik yang bersumber dr warga, BLM P2KP atau sumber dana lainnya